Sebuah video beredar di WhatsApp [arsip] memuat klaim bahwa sistem pendidikan Indonesia dipengaruhi oleh satanik karena simbol 666 yang identik dengan lamanya sekolah. Video itu menampilkan seorang juru masak yang dikenal sebagai Chef Chitra. Ia mengatakan bahwa jumlah lama jenjang pendidikan Indonesia dari SD 6 tahun, SMP dan SMA 6 tahun, lalu sarjana (S1) dijumlahkan dengan pascasarjana (S2) juga 6 tahun, identik dengan simbol 666.
“Angka 666 sendiri kembali lagi ke seal of Solomon itu. Bintang segitiga, lalu bintang ke bawah, six pointed stars 6 sudut dan 6 segitiga. Dan karena dewanya adalah Saturn, setan, Saturnus, setan menempati planet ke 6 di heliosentris kita. kalau Kembali lagi ke system pendidikan, mereka memang maunya kita dibajak selama itu dalam payung 666 mereka…,” katanya.
Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah sistem pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh aliran satanik?
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa durasi pendidikan di Indonesia tidak berkaitan dengan simbol 666.
Pengamat Pendidikan yang juga CEO Jurusanku, Ina Liem menjelaskan, sistem pendidikan ditentukan dengan tahap usia perkembangan kognitif anak. Hal itu karena setiap tahap usia anak memiliki perkembangan dan kesiapan kognitif yang berbeda.
“Jadi kita harus menyesuaikan metode pembelajaran sesuai dengan usia perkembangan mereka,” kata Ina Liem kepada Tempo, Senin, 9 Desember 2024.
Kedua, lanjutnya, ada landasan sosiologis bahwa pendidikan formal memberikan waktu untuk membentuk keterampilan sosial seperti bekerja dalam tim, komunikasi, tanggung jawab, dan lain sebagainya. Pendidikan formal tidak hanya bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai, keterampilan dan karakter untuk menjadi individu yang produktif di masyarakat.
Menurut dia, standar 12 tahun pendidikan sudah sesuai untuk membentuk fondasi menanamkan nilai, keterampilan dan karakter,” kata dia kepada Tempo, 9 Desember 2024.
Untuk tahapan selanjutnya, menurut Liem, S1 tidak harus baku ditempuh dalam 4 tahun dan S2 dalam 2 tahun. Tahapan tersebut bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang. Selain itu, bisa menyesuaikan dengan cara belajar yang efektif untuk masing-masing individu baik itu tipe ‘do-er’ dan ada tipe konseptor.
Bagi tipe ‘do-er’, setelah lulus SMA, akan lebih efektif menempuh pendidikan dengan sistem vokasi, bertahap 1 tahun (sertifikat), 2 tahun (diploma), 3 tahun (diploma) atau 4 tahun (sarjana terapan). Penambahan waktu tergantung bidang studinya.
“Sebaliknya, bagi tipe konseptor yang ingin menjadi peneliti, memang butuh waktu lebih lama di universitas, serta butuh fasilitas dan dana penelitian. Jadi biasanya minimal S2, bahkan lebih bagus S3,” kata Ina Liem.
Landasan dan pertimbangan tentang jenjang pendidikan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Angka 666 yang diklaim sebagai pengaruh aliran satanik, tidak menjadi rujukan dalam menetapkan sistem pendidikan di Indonesia.
Dikutip dari laman National Geographic, hampir semua orang akan mengasosiasikan angka 666 dengan sesuatu yang menyeramkan. Salah satunya adalah terkait dengan setan atau bisa juga sebatas mengingatkan tentang film horor yang pernah ditonton.
Bilangan ini juga dikenal sebagai jumlah binatang dalam Perjanjian Baru, tetapi lebih dikenal oleh kebanyakan orang sebagai angka setan atau segala sesuatu yang berhubungan dengan satanisme dan Antikristus.
Namun, sebenarnya apa makna di balik angka yang selama ini menjadi pertanyaan besar bagi manusia selama 2000 tahun terakhir?
Simbol 666 telah diinterpretasikan sesuai dengan konteks budaya yang berbeda dari masa ke masa. Menurut kamus Britannica, angka 666 telah diterima dalam gerakan-gerakan kontra-budaya dan keagamaan modern. Dalam konteks budaya non-Kristen yang berbeda, angka 666 dapat memiliki makna yang sama sekali tidak berhubungan dengan Alkitab.
Numerologi Tiongkok menganggap 666 sebagai angka keberuntungan karena angka 6, liù , mirip dengan kata liú , yang berarti “halus” atau “luar biasa.” Kelipatan 6 dianggap lebih beruntung. Bahkan dalam angka Arab, ditulis di berbagai tempat sebagai tanda keunggulan, bukan simbol dari binatang buas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video yang mengklaim bahwa sistem pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh aliran satanik adalah keliru.
Cek Fakta Tempo telah hadir selama lima tahun membantu publik menghadirkan informasi yang sesuai fakta, serta melawan misinformasi dan disinformasi. Kami membutuhkan masukan Anda agar cek fakta Tempo terus relevan menjawab kebutuhan pembaca serta menghadapi tantangan disinformasi yang semakin kompleks. Semoga Anda bisa meluangkan waktu selama 5 menit untuk mengisi survei pada tautan ini.
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]