Kolaborasi Tiga Sektor, Membangun Pendidikan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 204

Pendidikan

Liputan6.com, Jakarta Pendidikan adalah fondasi utama dalam membangun masa depan bangsa yang berdaya saing global, terutama menuju visi Indonesia Emas 2045. Dengan semangat ini, LearningRoom, inisiatif dari PT 8 Elements, menggelar kampanye CSR pendidikan untuk mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, swasta, dan komunitas sosial. Tujuannya jelas: menciptakan dampak positif dan berkelanjutan dalam pemerataan pendidikan berkualitas di Indonesia.

Melalui acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Changemakers Hub for Leaders – Sustainable CSR Initiatives: How Education Can Drive Transformative Change!”, yang berlangsung di Plaza Mutiara, Kuningan, Jakarta, pada Selasa (03/12/2024), LearningRoom berupaya mengidentifikasi langkah nyata demi sinergi tiga sektor yang lebih kuat. Dengan melibatkan berbagai pihak, acara ini diharapkan melahirkan program-program CSR unggulan untuk mendukung visi pendidikan berkelanjutan.

“Kami semakin sadar bahwa ketimpangan pendidikan di daerah marginal dan pedesaan masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Melalui platform ini, kami ingin menciptakan perubahan nyata,” ujar Avinda Akil, Head of Business Operations LearningRoom, menjelaskan urgensi kolaborasi lintas sektor dalam meningkatkan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Kolaborasi untuk Pendidikan Berkelanjutan

Dalam diskusi tersebut, Dr. Sanjoyo, MEc, dari Kementerian PPN/Bappenas, memaparkan bagaimana pendidikan menjadi elemen kunci dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Hingga kini, baru sekitar 62,7% indikator SDGs yang tercapai, menunjukkan perlunya akselerasi, terutama di bidang pendidikan.

Kemitraan tiga sektor, yakni pemerintah, swasta, dan komunitas, dinilai strategis dalam mengatasi tantangan ini. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan seperti Perpres No. 111 Tahun 2020 untuk mendorong pendanaan inovatif, sementara sektor swasta semakin aktif dalam mendukung program CSR berbasis pendidikan. Di sisi lain, penggiat komunitas menjadi penghubung antara kebutuhan masyarakat dengan program CSR yang tepat sasaran.